Lukas 2:1 Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah,
menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.
Ketika Julius Caesar akan mati karena luka yang di deritanya di Senat
Roma pada tahun 44 SM, mereka yang menyaksikan bertanya-tanya siapa
gerangan yang akan menjadi penggantinya.
Markus Antonius sudah yakin sekali bahwa ialah calon terpilih. Tetapi
pada tanggal 19 Maret, ketika ia mendapat surat wasiat itu dari para
imam wanita yang bertugas menjaga api Dewi Vesta, ia tercengang
mengetahui bahwa Caesar telah mewariskannya kepada cucu-keponakannya,
dan bahwa ia telah mengangkat salah seorang dari mereka yaitu Caius
Oktavianus, sebagai anak dan pewaris tahtanya!
Antonius - yang terkenal akan sifatnya yang sangat amoral - sudah
memanggil tentara Caesar ke Roma. Karena kuatir atas kekuasaan jendral
terkenal itu, Senat lekas-lekas mengundang Caius Oktavianus ke Roma.
Ketika Caius Oktavianus mendekati kota itu di sungai Tiber, ibunya
memperingatkan dia bahwa Antonius akan membunuhnya dan menasihatkan dia
untuk bersembunyi. Tetapi meskipun Caius masih berumur 18 tahun,
ia bukan seorang pengecut. Ia menjumpai Antonius dan mengadakan
pembicaraan dari hati ke hati.
Dengan rasa terkejut Caius mendapatkan bahwa Antonius tidak mentaati
surat wasiat Julius Caesar. Malahan ia sedang mengerahkan suatu pasukan
untuk menindas Brutus yang menolak melepaskan tuntutannya atas Galia
Cisalpina. Surat wasiat itu telah mewariskan 300 mata uang perak (100
dolar lebih) kepada setiap warga kota Roma. Ketika Caius
menyarankan untuk membayarkan jumlah itu, Antonius berhasil menundanya
berkali-kali. Caius kemudian meminjam uang dan membayarkan warisan itu
kepada setiap bekas anggota tentara Caesar. Kemudian ia mengubah
namanya menjadi Caius Julius Caesar Oktavianus, dan mulai membentuk
pasukannya sendiri.
Antonius telah menikah dengan saudara perempuan Oktavianus dan telah
hidup bersamanya sampai ia tertawan hatinya oleh kecantikan Cleopatra
dan mulai mendapatkan beberapa anak dari dia.
Puncak perselisihan antara kedua ipar ini berkobar pada tanggal 2
September 31 SM., ketika keduanya berhadapan dalam suatu pertempuran
laut yang dashyat di dekat Aktium - di lepas pantai Barat Yunani.Tentara
Oktavianus berhasil membakar kapal-kapal Antonius dan Cleopatra.
Seorang penulis kuno menggambarkan penghancuran yang dashyat
itu:"Beberapa pelaut mati karena asap yang tebal sebelum api membakar
mereka; yang lain terbakar dalam kapal mereka seperti dalam
pemanggangan. Banyak yang melompat ke dalam laut ..."
Antonius dan Cleopatra mempunyai 500 kapal. Namun demikian mereka kalah
dan lari. Akhirnya keduanya bunuh diri-Cleopatra membiarkan seekor ular
berbisa menggigit dadanya dan Antonius dengan menusuk sebilah pisau
belati pada dirinya.
Kini Oktavianus menjadi raja dunia dan Laut Tengah menjadi suatu danau
Romawi. Ia bahkan menguasai koloni-koloni di Afrika karena Lepidus
mengundurkan diri. Oktavianus mulai membenahi Kemaharajaan itu.
Ia menumpas perompakan yang tak terkendalikan, menghukum pejabat yang
korup, dan mendirikan suatu Pemerintahan tertib hukum yang kuat. Dengan
tindakannya yang tegas, uang keluar lagi dari tempat persembunyian dan
di seluruh kemaharajaan terdapat suatu kemakmuran berlimpah.
Senat berterimakasih atas keberhasilannya hingga mereka
menganugrahkan gelar Agustus kepadanya. Gelar itu datang dari
perkataan Augere yang berarti "bertambah", dahulu biasanya
dipakai dalam hubungan benda-benda suci.
Agustus banyak mengeluarkan peraturan-peraturan unik dalam
pemerintahannya. Salah satunya adalah dalam menanggapi kegelisahaannya
akan menurunnya standar Moral, meskipun budi pekertinya sendiri
meragukan. ia menetapkan bahwa para remaja tidak diperkenankan masuk ke
tempat-tempat hiburan umum, kecuali jika mereka diantar oleh seorang
anggota keluarga yang dewasa. Wanita-wanita dilarang mengikuti
perlombaan atletik, dan mereka hanya diperkenankan duduk di
tempat-tempat yang ada di bagian atas waktu menonton perkelahian para
Gladiator.
Menurut sejarah ia memiliki rambut berwarna cokelat tua, dahi yang
besar, kepala yang berbentuk aneh, pandangan mata yagn tajam. ia
menderita penyakit cacing pita yang mengakibatkan kulitnya gatal;
menderita sakit batu dalam kantung empedu, ia begitu peka terhadap udara
dingin, juga semacam penyakit rematik telah melumpuhkan kaki kirinya,
sehingga ia berjalan timpang. tangan kanannya sering menjadi kaku karena
penyakit tulang. semua gangguan - gangguan itu hampir menjadikan dia
seorang penderita cacat.
Kaisar Agustus memerintah Kemaharajaan Romawi sejak usia 18 tahun sampai
akhir hayatnya pada tahun 14 M.Kehidupannya dipenuhi dengan kejahatan,
tetapi ia memerintah dengan tegas, dan mempertahankan keadaan yang cukup
damai diseluruh Dunia.
Pada waktu akan meninggal, ia mengutip baris-baris akhir dari suatu
komedi Romawi " Karena aku telah memainkan peranku dengan baik, maka
bertepuk tanganlah untukku dan antarlah aku dengan sorak sorai turun
dari panggung." Lalu ia memeluk Livia, isterinya yang ketiga,
mengucapkan selamat tinggal kepadanya dan ia mangkat.
SUMBER
No comments:
Post a Comment